Pentingnya kesadaran diri untuk melanjutkan pendidikan kita ke arah lebih tinggi. Kenapa begitu penting? karena dengan kita melanjutkan pendidikan tinggi di perguruan tinggi kita akan lebih berintelektual, beriman dan kritis, memiliki kualitas pribadi yang baik, membawa kehidupan berbangsa ke arah yang lebih sejahtera, mampu mengemukakan solusi yang lebih kritis, menyelesaikan permasalahan orang lain dengan baik, dll.
Mari
raih Ijazah S1 yang Asli bukan Palsu, serta
bentuk Karaker pemimpin dan Moral berintelektual di STIE Bulungan Tarakan. Untuk
informasi bapak/Ibu, sekarang ini Ketua Yayasan Pendidikan Bulungan H. Sayid Ali
Amin Bil Faqih, Ketua Lembaga STIE Bulungan Tarakan Drs. Philipush, Untuk informasi
selengkapnya liat dan baca di brosur yang telah kami tampilkan.
Mari raih Ijazah S1 yang Asli bukan Palsu, serta bentuk Karaker pemimpin dan Moral berintelektual. Karakter juga terkadang dipandang sebagai kepribadian dan/atau lebih bersifat perilaku. Banyak ilmuwan psikologi yang mengabaikan fungsi kognitif pada definisi mereka mengenai karakter, namun ada juga yang lebih bersifat komprehensif. Bahkan ada ilmuwan yang menyatakan bahwa karakter merupakan suatu konstruksi sosial. Menurut ahli konstruksi sosial, karakter seseorang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Hal ini akan dijelaskan lebih lanjut dalam perkembangan moral pada manusia.
Salah satu definisi karakter yang cukup lugas dikemukakan
oleh Berkowitz (2002), yaitu sekumpulan karakteristik psikologis individu yang
mempengaruhi kemampuan seseorang dan membantu dirinya untuk dapat berfungsi
secara moral. Dikarenakan sifat karakter yang plural, maka beberapa ahli pun
membagi karakter itu ke dalam beberapa kategori. Peterson dan Seligman (2004)
mengklasifikasikan kekuatan karakter menjadi 6 kelompok besar yang kemudian
menurunkan 24 karakter, yaitu kognitif (wisdom and knowledge), emosional (courage/kesatriaan),
interpersonal (humanity), hidup bersama (justice), menghadapi dan mengatasi
hal-hal yang tak menyenangkan (temperance), dan spiritual (transcendence). Di
Indonesia, sebuah lembaga yang bernama Indonesia Heritage Foundation merumuskan
nilai-nilai yang patut diajarkan kepada anak-anak untuk menjadikannya pribadi
berkarakter. Megawangi (dalam http://ihfkarakter.multiply.com/journal)
menamakannya “9 Pilar Karakter”, yakni cinta Tuhan dan kebenaran; bertanggung
jawab, kedisiplinan, dan mandiri; mempunyai amanah; bersikap hormat dan santun;
mempunyai rasa kasih sayang, kepedulian, dan mampu kerja sama; percaya diri,
kreatif, dan pantang menyerah; mempunyai rasa keadilan dan sikap kepemimpinan;
baik dan rendah hati; mempunyai toleransi dan cinta damai.
Sedangkan pemahaman moral sendiri menurut Damon
(1988) adalah aturan dalam berperilaku (code of conduct). Aturan tersebut
berasal dari kesepakatan atau konsesus sosial yang bersifat universal. Moral
yang bermuatan aturan universal tersebut bertujuan untuk pengembangan ke arah
kepribadian yang positif (intrapersonal) dan hubungan manusia yang harmonis
(interpersonal). Lebih lanjut, Nucci & Narvaes (2008) menyatakan bahwa
moral merupakan faktor determinan atau penentu pembentukan karakter seseorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar