TANJUNG SELOR – Sejarah baru
kembali terukir di Tanjung Selor. Menyusul semakin meningkatnya infrastruktur
Bandar Udara (Bandara) Tanjung Harapan, pesawat berbadan lebih besar pun
semakin banyak yang berminat masuk. Setelah sebelumnya Wings Air dengan pesawat
ATR-72 seri 400, kemarin (9/8) giliran NAM Air dengan pesawat ATR-72 seri 600
mendarat di bandara yang berada di ibukota provinsi Kalimantan Utara (Kaltara)
ini.
Gubernur Kaltara Dr H
Irianto Lambrie bersama Direktur Komersil NAM Air, Franky Gan berkesempatan
ikut penerbangan perdana dari Balikpapan-Tanjung Selor. Pesawat yang dibawa
oleh Pilot In Command (PIC) Fransisco Redi, dengan First Officer (FO) Okke
Adendry dan FO Oky Triwibowo itu mendarat dengan mulus di Bandara Tanjung
Harapan, Tanjung Selor sekitar pukul 07.30 Wita.
Disampaikan Gubernur,
hadirnya penerbangan ini diharapkan bisa menekan ongkos yang dikeluarkan calon
penumpang. Sebab, lazimnya sebelum ikut penerbangan rute langsung dari Tanjung
Selor ke Balikpapan ataupun sebaliknya. “Warga Malinau dan Tana Tidung juga
bisa menjadikan Bandara Tanjung Harapan sebagai pusat untuk mengakses
daerah-daerah di luar Kaltara. Saya berharap masyarakat bisa ikut mendukung
suksesnya penerbangan ini,” ujar Irianto dalam acara seremoni penerbangan
perdana di Apron Bandara Tanjung Harapan.
Irianto menjelaskan,
mengupayakan maskapai NAM Air untuk mendarat di Tanjung Selor memiliki proses
yang cukup panjang. Hal itu, telah dilakukan dari April 2017. Gubernur
melakukan komunikasi secara nonformal kepada sejumlah petinggi yanga ada di
Sriwijaya Air Group. “Tidak sampai disitu, pada Februari tahun ini kita kembali
menyurati Sriwijaya Air Group dan pada April 2018 kita diundang ke Singapura
untuk melihat pameran dirgantara di sana. Pada acara itu, telah kita langsung
bertemu dengan CEO Sriwijaya Air Group, Chandra Lie,” jelasnya.
Selanjutnya, Sriwijaya Air
Group melakukan survei berbulan-bulan di Kaltara dan kembali mendiskusikannya
di Jakarta. Bagi Irianto, untuk meyakinkan orang itu bukan perkara mudah, butuh
perjuangan panjang agar orang tersebut percaya terhadap apa yang ditawarkan.
“Akhirnya, alhamdulillah, perjuangan itu membuahkan hasil dan patut kita
syukuri bersama,” ujar Irianto.
Menurutnya, terbukanya
konektivitas udara di ibukota Kaltara akan memberikan dampak positif. Salah
satunya akan mengundang masyarakat untuk datang ke Tanjung Selor, khususnya
investor. Tentu dengan banyaknya orang masuk ke Tanjung Selor, akan membuat
ekonomi di Tanjung Selor lebih bergairah. “Ini akan menggerakkan pertumbuhan
ekonomi kita. Kita berharap tidak hanya dua maskapai ini (NAM Air dan Wings
Air) yang beroperasi di Tanjung Selor, tetapi juga yang lain harus
berpartisipasi,” paparnya.
Untuk diketahui, ekonomi di
Provinsi Kaltara pada triwulan II 2018 tumbuh 4,63 persen dibanding triwulan
yang sama pada tahun sebelumnya (y-on-y). Sementara, jika dibandingkan triwulan
I-2018, kali ini dalam triwulan II-2018 berhasil tumbuh sebesar 0,24 persen
(q-to-q). Data ini, sesuai dengan
rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim-Kaltara. Dalam data tersebut, juga
menyebutkan, secara komulatif semester I-2018 dibandingkan semester I-2017
ekonomi provinsi bungsu ini berhasil tumbuh 5,12 persen (c-to-c).
Gubernur mengatakan, masih
sesuai data dari BPS, kinerja ekonomi Kaltara secara q-to-q atau perbandingan
semester I-2017 dengan semester I-2018 yang tumbuh 5,12 persen itu, paling
banyak disumbangkan oleh lapangan usaha penyediaan listrik dan gas. Dengan persentase
sebanyak 15 persen. Lalu diikuti lapangan usaha transportasi dan pergudangan
sebesar 10,28 persen. “Secara keseluruhan seluruh kategori lapangan usaha
pembentuk PDRB tumbuh positif secara komulatif selama triwulan I hingga
triwulan II-2018,” kata Gubernur mengutip berita resmi BPS yang dirilis pada 6
Agustus 2018.
PDRB Kaltara atas dasar
harga berlaku mencapai Rp 20,98 triliun dan atas dasar harga konstan 2010
mencapai Rp 14,08 triliun. “Untuk sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dari
Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas, sebesar 15,28 persen dibandingkan
periode yang sama tahun lalu,” kata Irianto. Sedangkan sumber pertumbuhan
tertinggi pada triwulan ini berasal dari Lapangan Usaha Pertambangan dan
Penggalian sebesar 1,10 persen.
Dari sisi pengeluaran
dibandingkan tahun 2017 pada periode yang sama, pertumbuhan tertinggi dari
komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 24,93 persen. “Sedangkan untuk
triwulan ini dari komponen Ekspor Luar Negeri memberi andil sebesar 4,48
persen,” ujarnya.
USULKAN RUTE MALINAU-TANJUNG
SELOR
Dalam kesempatan kemarin,
Gubernur mengusulkan kepada pihak maskapai NAM Air, untuk membuka rute
penerbangan dari Tanjung Selor-Malinau. Sejauh ini, Malinau-Tanjung Selor hanya
ditempuh lewat jalur darat dan air.
Terkait dengan usulan
Gubernur untuk membuka rute dari Tanjung Selor ke Malinau, Direktur Komersil
NAM Air Franky Gan mengungkapkan, akan mengupayakannya. Namun untuk saat ini,
pihaknya akan melihat terlebih dahulu antusias masyarakat Kaltara. “Jika
masyarakat mendukung, maka akan kita buka rute penerbangan dari Tanjung Selor
ke Malinau dan beberapa wilayah Kaltara lainnya,” katanya0.
Franky optimis, masyarakat
Kaltara akan mendukung beroperasinya maskapai NAM Air. Hal ini, lanjutnya
terlihat dari penerbangan perdana saat ini, bahwa pesawat jenis ATR 72-600 itu
sudah dipenuhi oleh penumpang dari Tanjung Selor. “Kita yakin masyarakat
Kaltara dapat mendukung itu. Hal ini terlihat pada saat penerbangan perdana
saat ini seat kita sudah terpenuhi 90 persen,” tuntasnya. Ke Kaltara, selain
Balikpapan-Tanjung Selor, pada hari yang sama kemarin, juga dilakukan
penerbangan perdana NAM Air Malinau-Balikpapan.(humas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar